Menjaga Salat, Tak Terkecuali Salat Malam

Allah ‘Azza dari Jalla dikatakan,

Dan mereka yang menebus Tuhan mereka bersujud dan dibangkitkan

“Dan mereka yang melewati malam dengan membungkuk dan membela Tuhan mereka.” (Qs. Al-Furqan: 64)

Di antara sifat hamba-hamba Ar-Rahman yang tampak jelas adalah menjaga salat. Salat merupakan amalan fisik yang paling agung, baik salat wajib maupun sunah, tak terkecuali salat malam, karena ia adalah sunah yang sangat ditekankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terdapat banyak hadis yang menjelaskan tentang keutamaan menjaga salat; dan karena itulah, Allah menyebutkannya secara khusus dalam ayat sebelumnya bahwa ia termasuk sifat hamba-hamba Ar-Rahman yang sejati.

Di antara hadits yang menjelaskan prioritas doa malam adalah firman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Doa Terbaik Setelah Wanita: Malam Malam

“Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.” (HR. Muslim no. 1163)

Dan Firman -Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Anda memiliki sisa malam itu, karena dia adalah orang benar, di hadapan Anda

“Anda harus melakukan doa malam, jadi itu adalah kebiasaan orang-orang yang saleh di hadapan Anda. (Hr. Tirmidzi no. 3549, dinamai oleh al-Albani dalam buku itu Irwa ‘al-Ghalil TIDAK. 452)

Adapun waktu melakukan salat malam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukannya semalam suntuk. Terkadang beliau salat di awal malam, pertengahan malam, dan akhir malam. Lalu, beliau lebih sering melakukan salat malamnya di akhir malam, yaitu di waktu sahur, yang merupakan waktu paling utama untuk salat malam. Sebab pada waktu itu, Allah Rabb semesta alam turun ke langit dunia, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Tuhan kami akan memberkati Anda dan Yang Mahakuasa, setiap malam ke langit duniawi, ketika yang ketiga malam terakhir tetap, Dia berkata: Siapa pun yang memanggil saya, maka mereka akan ditanya, siapa yang akan memanggil saya dia memberikannya, siapa pun yang meminta pengampunan, jadi maafkan dia

“Rabb kita Tragedi Turun ke langit dunia setiap malam hingga sepertiga malam terakhir. Dia berkata, ‘Siapa pun yang berdoa kepada saya, saya akan memberikan doanya; Siapa pun yang bertanya kepada saya, maka saya akan memberikannya; Dan siapa pun yang bertanya kepada saya pengampunan, maka saya akan memaafkannya. ‘”(Jam. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 752)

Sudah semestinya bagi seseorang yang ingin menasihati dirinya sendiri untuk bersemangat agar memiliki bagian dari salat malam, sekalipun hanya dengan beberapa rekaat saja, agar ia tetap mendapatkan keutamaan yang agung ini.

Ini adalah keadaan hamba Ar-Rahman dalam perawatan malam itu, mereka selalu menyembah, beribadah, tunduk, dan dikhususkan untuk Tuhan Ta’ala Dalam sujud, busur, dan tahan mereka. Jika situasi mereka seperti itu di malam Salat – yang tidak dialami Tuhan ‘Azza dari Jalla atas mereka — maka bagaimana lagi keadaan mereka saat salat lima waktu yang merupakan rukun agama paling agung setelah dua kalimat syahadat?! Tidak diragukan lagi bahwa mereka jauh lebih bersungguh-sungguh dalam menjaga dan melaksanakannya.

[Bersambung]

Kembali ke bagian 1

***

Penerjemah: Chrisna Tri Hartadi

Artikel Muslim.or.id

Catatan kaki:

Diterjemahkan dari buku Shifatu ‘Ibadirrahman, Sheekh Gratis Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Badr Hafizhahullahhal. 11-13.