Mulhaq Jama’ Mudzakkar Salim (Lanjutan)

Lanjutan pembahasan contoh-contoh Mulhaq Jama’ Mudzakkar Salim

Pada bagian ini, pembahasan akan dilanjutkan mengenai contoh-contoh nama yang termasuk mulhaq jamak mudzakkar sālim. Ibn Hisyam memberikan beberapa contoh nama yang termasuk dalam kategori ini, berikut penjelasannya:

Keempat: بَنُونَ  (anak-anak laki-laki)

Kata Banoun adalah formulir Jama ‘ dari kata حفني yang berarti seorang anak laki-laki. Namun, bentuk JAMA’-nya ini tidak mengikuti pola jamak mudzakkar salim secara asli, melainkan melalui pola khusus yang disebut mulhaq (diserupakan). Perubahan yang terjadi pada kata tersebut adalah dihapusnya huruf hamzah dari bentuk mufrad-dia, dan surat -surat itu Baa menjadi berupaya Fathah. Tanda I’rab pada kata ini mengikuti tanda Jama ‘ mudzakkar salimyaitu Waw (و) ketika Marfu ‘dan yaa‘(Satu) ketika Manshub atau Majrur. Oleh karena itu, kata Banoun digolongkan sebagai mulhaq jama’ mudzakkar salim.

Contoh penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

SURAH AT-TUR VERSE 39:

Atau memiliki putra, dan untuk Anda, anak -anak

“Apakah (pantas) bagi-Nya anak-anak perempuan, sedangkan untuk kamu anak-anak laki-laki?”

Kata غنن Dalam ayat di atas peringkat sebagai Mubtada ‘Mu’akhkhar Marfu‘ dengan tanda Waw (و).

Surah An-Nahl ayat 72:

Dan membuat Anda dari istri Anda dengan seorang putra dan cucu

“Menjadikan bagimu dari pasanganmu anak-anak dan cucu-cucu.”

Kata Ben Dalam ayat ini berfungsi sebagai Sweter note. dari Fi’il membuat, dengan tanda Manshub yaitu huruf siapa (ي).

Contoh lain dari ayat Surah Asy-Syu’ara ‘133 ini:

Saya memberi Anda hambatan

“Dia (Allah) telah menganugerahkan hewan ternak dan anak-anak kepadamu.”

Kata Ben Dalam ayat ini diposisikan sebagai Majrur karena dimasukkan oleh huruf Karena baa ‘ (untuk)dan tanda Majrur-Ini surat siapa ‘(ي).

Kelima: Ali (Nama surga paling tinggi)

Kata Ali adalah nama bagi tingkatan surga yang paling tinggi. Meskipun berasal dari bentuk Jama ‘tetapi kata itu digunakan sebagai nama tempat tunggal, sampai diklasifikasikan sebagai mulhaq jamak mudzakkar salim.

Contoh -contoh Al -Qur’an adalah sebagai berikut:

Surah al-Muthaffifin ayat 18–19:

Namun, ritual orang benar ada di otoritas

Dan saya tahu apa yang Anda miliki

“Tidak ada! Tahukah Anda, apa itu illiyyin? “

Dalam ayat ke -18, kata itu Gajah berkedudukan sebagai Majrur dengan tanda surat siapa ‘(ي). Sedangkan dalam ayat ke -19, kata itu Ali (‘Illiyūna) adalah Berita Mubtada dari MA ISTIFHAM dengan tanda Marfu ‘ yaitu Waw (و). Huruf MA ISTIFHAM tersebut berkedudukan sebagai Mubtada ‘.

Kata yang mirip dengan Ali adalah Zaid. Kata Zaid secara bentuk merupakan Jama ‘namun digunakan sebagai nama untuk satu orang disebut zaid. Terlepas dari bentuknya Jama ‘artinya tetap lajang, agar mereka tetap ada mulhaq jama’ mudzakkar salim.

Contoh dalam kalimat sebagai berikut:

Ini lebih

“Ini (seorang pria) bernama Zaid.”

Saya melihat Zidin

“Aku telah melihat (seorang pria) bernama Zaid.”

Saya lulus dua tahun

“Aku telah berpapasan dengan (seorang laki-laki) yang bernama Zaid.”

Namun, jika kata Zaid biasa menyebutkan banyak orang bernama Zaid, jadi kata itu tidak lagi termasuk mulhaq jamak mudzakkar salimmelainkan termasuk Jama ‘Mudzakkar Salim Haqiqi (Jama ‘ kebenaran).

Contoh kata yang disebutkan di atas termasuk dalam kategori mulhaq jamak mudzakkar salimkarena I’rab-Ini menggunakan huruf waw (Dan) ketika Marfu ‘dan surat Yaa ‘ (Satu) ketika Manshub atau Majrurterlepas dari formulir dan artinya tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan Jama ‘Mudzakkar Salim Haqiqi.

[Bersambung]

Kembali ke bagian 21

***

Penulis: Rafi Nugraha

Artikel Muslim.or.id